Daya Beli Optimistis, Peluang Kerja Pesimistis

Bank Indonesia (BI) meyakini geliat konsumsi masyarakat tetap terjaga, karena Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2025 mencapai 117,8 sehingga berada pada level optimistis. Namun, hal tersebut belum diimbangi dengan kondisi ketenagakerjaan, karena Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) di level pesimistis sebesar 94,1.

- Oleh Arnoldus Kristianus

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, IKLK yang masih berada di bawah angka 100 atau tepatnya di level 94,1, menunjukkan bahwa masyarakat masih memandang prospek lapangan kerja dengan nada pesimistis. Kondisi tersebut menjadi cerminan kondisi riil di pasar tenaga kerja yang sedang menghadapi tekanan, misalnya karena pertumbuhan penyerapan tenaga kerja yang belum merata, atau karena ketidakpastian dari sisi sektor industri dan informal yang belum sepenuhnya pulih.

"Dalam hal ini, optimisme konsumen tidak serta merta menunjukkan bahwa fondasi ekonomi telah sepenuhnya pulih," kata Yusuf kepada Investor Daily, Selasa (8/7/2025).

Belum selarasnya kondisi IKK dan IKLK, jelas dia, harus menjadi perhatian dalam membaca arah perekonomian ke depan. Komponen konsumsi memegang peran penting dalam struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tetapi, indikator optimisme konsumsi belum sejalan dengan persepsi terhadap lapangan kerja. Dalam hal ini, jelas Yusuf, pembuat kebijakan harus lebih berhati-hati dalam menafsirkan kekuatan pemulihan ekonomi. Bukan berarti IKK tidak relevan, tetapi penting bagi pembuat kebijakan untuk tidak melihat indikator ini secara terpisah.

"Kombinasi antara data konsumsi, ketenagakerjaan, dan ekspektasi jangka menengah perlu diperhatikan bersama agar kebijakan yang diambil benar-benar mencerminkan kebutuhan ekonomi secara menyeluruh," tutur Yusuf.

Berdasarkan data BI, bila melihat dari sisi pengeluaran, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama pada kelompok pengeluaran di atas Rp 3,1 juta berada dalam zona optimistis, sementara kelompok pengeluaran di atas Rp 3,1 juta berada pada zona pesimistis. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kelompok usia, optimisme pembelian barang tahan lama pada kelompok usia 20-50 tahun masih terjaga di level optimistis dan tercatat lebih tinggi dari periode sebelumnya.