Pelebaran Defisit Anggaran dan Kredibilitas Fiskal

Dalam Laporan Realisasi Semester I dan Outlook APBN 2025, pemerintah mengajukan rencana pelebaran defisit anggaran, dari target awal yang dipatok Rp 616,2 triliun atau setara 2,53% dari produk domestik bruto (PDB), menjadi Rp 662,0 triliun atau setara 2,78% dari PDB.

- Oleh: Yusuf Wibisono *)

Pelebaran defisit anggaran hingga 2,78% PDB adalah berbahaya dan menunjukkan rendahnya komitmen menjaga disiplin fiskal. Sejak awal, target defisit anggaran APBN 2025 sebesar 2,53% dari PDB adalah sudah termasuk longgar dan tidak mencerminkan kehati-hatian fiskal. Dengan banyaknya program prioritas Presiden Prabowo yang membutuhkan dukungan anggaran besar, seperti program swasembada pangan dan swasembada energi, Makan Bergizi Gratis (MBG), 3 juta rumah rakyat, 80 ribu Koperasi Desa Merah-Putih, hingga pembangunan IKN dan pembentukan Kementerian/Lembaga baru, sejak awal penetapan APBN 2025 telah terlihat peluang defisit anggaran meningkat hingga 3% dari PDB.

Ketika kini defisit anggaran diproyeksikan akan meningkat dari 2,53% dari PDB menjadi 2,78% dari PDB, hal ini akan ditangkap sebagai kenaikan risiko melonjaknya rasio utang pemerintah dan terlanggarnya batasan defisit anggaran maksimum 3% dari PDB.

Dalam konteks pemenuhan prinsip kehati-hatian fiskal, pelebaran defisit anggaran 2025 menjadi sebesar 2,78% terhadap PDB ini juga menjadi preseden buruk karena menandai berakhirnya konsolidasi fiskal pascapandemi. Pada masa pandemi, defisit anggaran menembus batas 3% dari PDB. Defisit anggaran mencapai 6,14% dari PDB pada 2020 dan 4,57% dari PDB pada 2021.

Sejak 2022, upaya konsolidasi fiskal ditujukan untuk kembali memenuhi prinsip kehati-hatian fiskal. Defisit anggaran mampu ditekan menjadi 2,38% dari PDB pada 2022, dan kemudian menjadi hanya 1,65% pada 2023.

Namun sejak 2024, konsolidasi fiskal terhenti dan mengalami pembalikan yang signifikan. Disiplin fiskal terlihat melemah pada 2025. Defisit anggaran 2024 semula dipatok 2,29% dari PDB. Namun kejatuhan penerimaan dan tekanan belanja yang menguat di tahun politik, terutama anggaran bansos dan pemilu, membuat defisit anggaran 2024 sempat diperkirakan akan menembus 2,70% dari PDB.