The Atjeh - January 2014

En este número

MENGAWALI 2014 ini kami memulainya dengan mendaki Gunung Seulawah. Di sana terbentang kerusakan Taman Hutan Raya yang berada kaki Gunung Seulawah, padahal inilah benteng terakhir pencegahan banjir kiriman ke ibu kota Provinsi Aceh.
Penyebabnya apalagi jika bukan perambahan hutan. Tim liputan The Atjeh pun menyusuri Lembah Seulawah untuk melihat kondisi hutan dari dekat. Hasilnya seperti yang tersaji di The Atjeh edisi ini di halaman 32.
Selain itu, kami juga menyeberang ke Pulau Aceh untuk memotret keseharian Max si “Pemburu Gurita”. Max satu dari sepuluh warga di desanya yang masih setia pada laut. Max cuma mengandalkan kekuatan paru-parunya saat berada di kedalaman laut. Simak cerita Max yang melakoni profesinya hanya bersenjatakan gancu dan pemanah ikan rakitan di halaman 56.
Dari Aceh Utara, kami menemukan jejak Istana Pasai. Banyak cerita yang terkubur bersama Istana Pasai ini, di antaranya tentang kerajaan yang pernah dipimpin oleh seorang ratu. Juga soal otonomi khusus yang sudah mulai dikenal di sini. Pasai sebagai pemilik otonomi khusus dari Kerajaan Majapahit dapat mengatur hubungan dagang dengan pengusaha asing. Tentu saja cerita ini sangat menarik dan kami sajikan sebagai cerita sampul The Atjeh untuk edisi ke-4 ini.
Dari Banda Aceh ada Taman Ghairah yang dibangun Sultan Iskandar Muda sebagai lambang cinta untuk permaisurinya. Taman itu juga menjadi tempat putri mandi. Jangan coba-coba mengintip karena bisa dipancung. Simak ceritanya di halaman 70.
Taman Ghairah tiada lain adalah Taman Putroe Phang. Sebuah taman yang memesona hingga kini. Penuh warna-warni bunga yang semerbak. Indahnya menawan laksana bungong Seulanga yang ceritanya kami tuliskan untuk Anda di halaman 108. Seulanga mengangkat cerita tentang bunga yang memiliki peranan penting dalam ranah sosiokultur masyarakat Aceh.
Pembaca yang budiman, memasuki tahun 2014 ini kami menyambutnya dengan semangat dan visi yang baru. Secara fisik kantor redaksi juga berpindah ke lokasi baru. Dengan energi ini kami berharap dapat terus menyajikan karya-karya terbaik kami untuk para pembaca. Kami ingin menebar pesona Aceh.