Majalah Marketing Magazine - May 2017

In this issue

Salam marketer,
Semua orang sudah paham, apa pun jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur ataupun perusahaan jasa, pasti butuh penjualan. Ibarat kendaraan bermotor, penjualan adalah bahan bakar untuk menjalankan roda bisnis perusahaan. Dari penjualanlah perusahaan mendapatkan revenue dan profit. Maka itu divis penjualan atau para salesman bisa dikatakan sebagai ujung tombak perusahaan.

Namun sayang, masih banyak orang memandang sebelah mata pekerjaan salesman. Padahal kalau ditekuni dengan sungguh-sungguh, potensi pendapatan yang diraih bisa jauh melebihi gaji karyawan di bidang lain pada level yang sama. Banyak juga kisah orang sukses yang mengawali karier sebagai salesman. Bahkan banyak CEO perusahaan besar adalah berlatar orang sales.

Sama halnya dengan profesi lain, profesi salesman pun menghadapi tantangan besar keika gelombang teknologi digital sudah mengubah perilaku masyarakat, baik tentang cara berkomunikasi maupun cara membeli produk/jasa. Kini semakin banyak konsumen yang melakukan aktivitas seperti berkomunikasi, mencari informasi, produk, dan lainnya melalui dunia maya atau online͘.

Lahirnya era digital memang berpotensi menghilangkan peran salesman untuk mendapatkan pelanggan tau penjualan, karena pelanggan saat ini bisa mencari informasi atau membeli produk tanpa melibatkan salesman. Lihat saja maraknya e-commerce yang muncul dengan berbagai penawaran. Kini, semua produk bisa dijual di e-commerce, mulai dari fashion, elektronik, consumer goods, otomotif, hingga rumah.

Namun apakah memang benar peran salesman akan tergusur dengan adanya teknologi digital? Pertanyaan ini menjadi isu menarik bagi Majalah Marketing untuk m engulasnya sebagai toopik utama. Dalam topik ini diulas tantangan salesman di zaman digital. Apakah perkembangan teknologi akan membuat salesman berkurang? Apa saja peran yang berkurang? Produk mana saja yang telah mengurangi peran salesman, dan produk mana saja yang masih membutuhkan salesman?