Elle Indonesia - January 2026

I dette nummeret

PADA ERA1800-an, transaksi jual beli umumnya berlangsung dengan cara penjual menetapkan harga berdasarkan seberapa penting barang tersebut atau seberapa kaya penampilan pembelinya. Jika pembeli tidak setuju, mereka akan mengajukan harga yang dianggap pantas. Namun, pendekatan ini menimbulkan masalah—terutama untuk komoditas seperti gandum—karena masyarakat akhirnya membayar harga yang berbeda-beda untuk produk yang sama, yang dinilai sangat tidak adil. Dari situlah penjual gandum mulai menerapkan harga tetap. Sistem one price ini kemudian diadopsi oleh banyak toko lainnya dan dipopulerkan oleh John Wanamaker di industri retail Amerika di abad ke-19, sehingga pembeli dapat membandingkan harga antara satu toko dan toko lain. Pada tahun 1930-an, Ray Stanton Avery menciptakan Kum Kleen, perekat atau stiker harga. Label harga ini berfungsi layaknya jabat tangan tanda sepakat—harga yang tertera adalah harga yang diterima oleh semua konsumen. Rangkaian kejadian inilah menjadi asal mula konsep price tag yang kita kenal hari ini.