CDIA Terus Diburu Pemodal

Perburuan masif terhadap saham pendatang baru, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) diyakini bakal terus berlanjut, setelah perusahaan infrastruktur milik taipan Prajogo Pangestu ini resmi mencatatkan (listing) sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (9/7/2025).

- 

Saham yang membukukan kelebihan permintaan (oversubscribed) 563,64 kali saat penawaran umum perdana (initial public offering) IPO ini, bahkan dipercaya kalangan analis bisa melesat naik hingga menembus Rp 2.000 dari harga saat listing di Rp 190 per saham.

Berdasarkan data Stockbit Sekuritas, antrian bid saham CDIA di harga Rp 256 per saham, menyentuh 126,26 juta lot atau 12,62 miliar saham pada hari pertama listing. Angka itu melampaui jumlah saham baru yang dilepas CDIA saat IPO sebanyak 12,5 miliar saham, dengan nilai saham 34,74% atau menyentuh batas auto reject atas (ARA).

"Di tengah kondisi pasar yang cenderung sideways, CDIA bisa menjadi semacam 'oase' bagi investor. Bukan sekadar momentum euforia, melainkan emiten yang memiliki fundamental kuat. Menurut saya, target harga CDIA ke depan cukup potensial untuk bergerak di atas Rp 2.000," kata Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan kepada Investor Daily, Rabu (9/7/2025).

Topan menyebut, fundamental CDIA didukung oleh pendapatan berulang dari segmen pelabuhan, logistik, dan ketenagalistrikan yang sudah mapan, serta prospek ekspansi aset strategis lanjutan dari Grup Prajogo. "Apabila ke depan CDIA masuk ke dalam indeks utama seperti LQ45, serta jika proyek-proyek Grup Barito di Kalimantan dan kawasan IKN mulai terealisasi, potensi rerating valuasi bisa makin terbuka," tutur dia.

Meski, Topan tetap mengingatkan adanya potensi risiko. Kenaikan harga yang tajam dalam waktu singkat berpotensi membuat valuasi CDIA menjadi premium dengan cepat. Jika kondisi pasar mengalami cooling down, bukan tidak mungkin harga saham terkoreksi signifikan, karena tekanan profit taking. Selain itu, potensi likuiditas yang rendah di awal perdagangan reguler juga bisa membuat pergerakan harga menjadi sangat volatile.