Essayer OR - Gratuit

Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru - Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru

filled-star
Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru

Passez à l'illimité avec Magzter GOLD

Lire Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru avec plus de 9 000 autres magazines et journaux avec un seul abonnement  

Voir le catalogue

1 mois

$14.99

1 an

$149.99

$12/month

(OR)

Abonnez-vous uniquement à Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru

Achetez ce numéro : Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru

undefined numéros à partir de Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru

undefined numéros à partir de Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru

Achetez ce numéro

$1.99

Please choose your subscription plan

Annulez à tout moment.

(Aucun engagement) ⓘ

Si vous n'êtes pas satisfait de votre abonnement, vous pouvez nous contacter par e-mail à help@magzter.com dans les 7 jours suivant la date de début de l'abonnement pour obtenir un remboursement complet. Sans poser de questions, promis ! (Remarque : Non applicable aux achats à l'unité)

Abonnement numérique

Accès instantané ⓘ

Abonnez-vous maintenant pour commencer instantanément à lire sur le site Web de Magzter, les applications iOS Android et Amazon.

Vérifié Sécurisé

paiement ⓘ

Magzter est un marchand Stripe vérifié.

Dans ce numéro

Sains itu mempunyai dua muka. Jika kita menganggap bahwa apa yang kita saksikan dalam fenomena sains itu adalah “sebuah kenyataan yang sempurna,” kita akan melihat sains sebagai “hanya” kebenaran inderawi. Sains pernah mengukuhkan bahwa kebenaran mutlak adalah yang didasarkan pada panca-inderawi saja. Pandangan ini disebut “saintisme”. Karena itu, pertanyaannya kini adalah, “Apakah ada sesuatu hakikat yang berada di luar sains?” Saintisme akan menjawab tidak ada. Kebenar-an hanyalah kebenaran material yang bisa dideskrip-sikan melalui hukum-hukum saja.

Islam, Kosmologi Baru dan Agama Baru Description:

Sains itu mempunyai dua muka. Jika kita menganggap bahwa apa yang kita saksikan dalam fenomena sains itu adalah “sebuah kenyataan yang sempurna,” kita akan melihat sains sebagai “hanya” kebenaran inderawi. Sains pernah mengukuhkan bahwa kebenaran mutlak adalah yang didasarkan pada panca-inderawi saja. Pandangan ini disebut “saintisme”. Karena itu, pertanyaannya kini adalah, “Apakah ada sesuatu hakikat yang berada di luar sains?” Saintisme akan menjawab tidak ada. Kebenar-an hanyalah kebenaran material yang bisa dideskrip-sikan melalui hukum-hukum saja.

Melawan pandangan saintisme–yang sekarang mulai ditinggalkan orang--sangatlah menarik. Karena, sekarang seseorang bisa melihat “tanda-tanda” bahwa sains bisa membawa kita kepada sesuatu hakikat yang ada di seberang sains, yang disebut hakikat “kesatuan wujud” atau “kesatuan Tuhan”, wahdat al-wujud, manunggaling kawula-Gusti, atau jika kita mengikuti bahasa teologi Islam diistilahkan sebagai hakikat tauhid. Tentu saja, tanda-tanda bukanlah “bukti”, tetapi tetaplah itu merupakan “sesuatu” yang perlu kita perhatikan. Bukankah gejala alam semesta merupakan “ayat” (tanda eksistensi dan kebesaran Tuhan)?.

Buku yang penulis sunting dan diolah dari berbagai tulisan para pakar ini, mengemukakan perdebatan dan proses, bagaimana sains dapat mengantarkan seseorang kepada ma’rifatullah?

Titres connexes

Catégories populaires